Posts

Yuk!

Rasa-rasanya ingin pulang

Akhir-akhir ini rasanya ingin sekali pulang. Padahal biasanya, rasa ingin pulang itu bisa begitu saja hilang ketika sudah bermain komputer atau menonton film. Tapi tetap saja, rasa-rasanya selalu ingin pulang. Mungkin memang hanya sedang melankolis saja atau memang ingin pulang.  Setiap kali telepon ke rumah, selalu saja ada yang membuat ingin pulang, ingin berkumpul, ingin jadi bagian dari keceriaan di rumah. Rasa-rasanya ingin saja pulang. Padahal biasanya, selalu bisa ditahan. Padahal, setiap kali telepon saya terkadang malah justru menghindar, tidak mau mengangkat, nanti saja kalau sudah longgar pikir saya. Ahir-akhir ini rasa-rasanya ingin sekali pulang. Kemarin, setelah komplain karena saya tidak kunjung mengangkat dan selalu memberikan pernyataan “kok ditelpon uwangel tenan ki neng ndi?”, ibu langsung memberitahukan sekarang ada dimana. Sampai saya hapal, setiap kali telepon apa saja yang dibicarakan.  Yang pertama adalah tentang betapa sepinya suasana jalan depan rumah...

Iris.

sekiranya berganti dari semburat merah menuju pekatnya hitam, dia tetap bisa berada pada titik tengahnya. titik di mana dia akan terus ada dan sampai kapanpun dia akan terus berada. "ahahahahahahaha", tawanya tidak hanya lepas tapi juga berisik. sampai-sampai kesadaran orang orang di sekitarnya hampir terhenti. tetapi satu hal yang paling berharga adalah alisnya yang seolah bertemu. hanya seolah. alisnya yang kanan sedang berusaha menengadah ke atas. memanjatkan berbagai mantra agar nantinya orang orang yang ada di sekitarnya tak pernah berhenti memanjatkan cita. tidak mau kalah dengan yang kanan, yang kiri sedikit malu malu, tetapi pada akhirnya keputusannya bulat. melengkung dengan ujung yang hampir menyentuh langit. momen itu sangat jarang ditemui. tetapi jika keberuntungan itu datang (entah dibuat atau membuat), maka tak akan pernah lepas dari ingatan. ingatan tentang alis yang seolah bertemu. iya, seolah bertemu. seolah menyatu.

Lembayung minggu pagi bersama semburat pekatnya kopi

Tandas akhirnya dengan The Birdwoman's Palate. Begitu panggilannya ketika disadur dengan bahasa yang telah dipakai oleh lebih dari 1.5 Miliar manusia di seluruh dunia. Yang semakin hari semakin menjadi bahasa kedua atau bahkan di beberapa sudut di nusantara, menjadi bahasa yang harus dikuasai. Dikuasai saja, jangan sampai diserap. Diseduh. Jangan. Jika diucapkan dengan cara lokal menjadi Aruna dan Lidahnya. Salah satu kata yang begitu membekas adalah Lembayung. Kata lain adalah bernas. Yang pertama, sudah ada di judul dengan mungkin agak kepanjangan. Yang kedua, belum. Tapi lamat-lamat, terdengar seperti sebuah koran, atau yang sekarang sudah jadi salah satu media digital. Tapi apa maknanya? Nanti saja berselancarnya. Beberapa bagian terakhir dari sekumpulan percakapan yang sangat asik itu tandas di akhir minggu. Eh, minggu itu di awal atau di akhir dari satu minggu? Di awal kah? oh. Akhir ya? Karena senin lebih penggerutu dari Minggu. Kok? Karena orang-orang selalu menyanjun...

Cerita Kala

Akan ada kala ketika senja tak bisa berbahasa semaunya, Akan ada kala ketika singgasana tak bisa berkelana seenaknya, Akan ada kala ketika kencana tak bisa bergerak sekehendaknya, Lalu kau mau apa? Bercerita lalu membinasakan cita-cita? Berduka lalu menenggelamkan suka? Berkendara lalu menghancurkan cinta? Ha?

Hari Senin

"setiap kita bangun di pagi hari, kita akan kehilangan 90% memori kita tentang mimpi" kalimat tersebut sampai malam ini saya hafal semenjak pagi tadi mulai membangunkan diri. terus kenapa? ya ga papa, biar ada awalannya tulisan ini! semoga setiap hari bisa menghasilkan satu tulisan. Amin! terus tulisan ini diisi apa? la ya ga tau, pengennya ga aku isi kok. ya cuma biar ada isinya aja makanya tak isi. padahal kan sebenarnya kalo enggak diisi ga papa. ga ada signifikansinya. loh loh. ya biarin aja. kenapa sih. ya ga papa. ga papa gimana? ya gitu. loh! isinya itu tulisan ini sebagai awal lagi biar nanti blognya ada isinya. iya ko iya tok? la gimana to? ya diisi. besok!

Keruh

pergilah ke sana, ke alamnya jangan hiraukan, jangan fikirkan kau kan terus berkembang, kau kan terus bergelombang biarkan jangan sisakan.

Kenalan Lagi dengan Bahasa Indonesia

"Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri" (Anak Semua Bangsa, h. 119) Hei! Tahun 2017 sudah masuk bulan ke-lima aja! Bulan Februari kemarin ada engga sih yang menarik menurut kalian? Mungkin, yang paling menyenangkan dan paling mendapat perhatian sepertinya masih tentang hari kasih sayang ya? Eh tapi, sebenarnya di awal bulan Februari kemarin ada juga yang special loh, tepatnya tanggal 6 Februari. Itu adalah hari lahir Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan asik yang sudah dikenal luas baik secara lokal maupun global. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 40 karya yang juga disadur ke lebih dari 23 bahasa asing. Karena sempat dicap sebagai ancaman penjajah, beberapa karya Pram ditulis selama pengasingan di beberapa tempat. Tetralogi Pulau Buru adalah bukti sahih kalau beliau memang udah kepincut sama karya tertulis. Walaupun ada di tempat yang enggak memungkinkan buat nulis, beliau masih aja nulis. Kutipan sebelumnya yang...